MAKALAH MANAJEMEN OPERASI LANJUTAN
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
NAMA KELOMPOK 1:
1.
DOLLY INDRA
SINURAT
(112214067)
2.
DIONYSIUS
RYANTO (122214104)
3.
YOLANDA
KRISTIANTI
SITEPU (122214112)
DOSEN PENGAMPU: PATRICK VIVID ADINATA
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
Daftar Isi
Kaijian
Teori
.................................................................................................................. 1 - 3
Model Suply
management ............................................................................................ 3
Permasalahan
Dan pengaruh Rantai pasokan
............................................................... 4
Aneka
strategi rantai pasokan
....................................................................................... 5 – 6
Mengelola
rantai pasokan
.............................................................................................. 6 – 9
Logistics
Manajement ................................................................................................... 9 – 12
Studi Kasus
.................................................................................................................... 13 – 14
Kesimpulan
.................................................................................................................... 15
Daftar
Pustaka
................................................................................................................ 16
BAB
1
KAJIAN
TEORI
Definisi
Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain
management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan.
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto mengungkapkan Supply chain management (SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi.
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto mengungkapkan Supply chain management (SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi.
Tujuan
Rantai Pasokan
Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai
pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok
sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah
Proses Supply
Chain Management
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagai berikut:
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagai berikut:
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain
management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan
diantara perusahaan yang berpartisipasi.
- Arus
material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui
rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur
ulang dan pembuangan
- Arus
informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan
status pesanan
- Arus
keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal
pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman
Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply
chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan
akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang
efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan.
Dengan tercapainya koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap channel
dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak
kelebihan barang terlalu banyak. dalam supply chain ada beberapa pemain utama
yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus
barang, para pemain utama itu adalah:
1.
Supplier
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
2. Manufacturer
3. Distributor / wholesaler
4. Retail outlets
5. Customers
Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Jaringan yang
bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana
mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku
cadang dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers. Dalam arti yang
murni, ini termasuk juga supplier’s suppliers atau sub-suppliers. Jumlah
supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi supplier’s suppliers biasanya
berjumlah banyak sekali.
Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Rantai pertama
dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu manufacturer atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan
barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai
potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan
tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan
sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari inventory carrying cost di
mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya,
penghematan tersebut dapat diperoleh.
Chain 1 – 2 –
3: Supplier – Manufactures – Distributor
Barang sudah
jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai disalurkan kepada pelanggan.
Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum
adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply
chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor
atau wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti
pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer atau
pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Pedagang besar
biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak
lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam
bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain
kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke
toko pengecer (retail outlet).
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer
Dari
rak-raknya, para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlet adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi
dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini
adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu
dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real user,
karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar
berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.
Model Supply Chain Management
Pelaku utama yang mempunyai kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier’s suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)
Permasalahan dalam Rantai Pasokan Global
Permasalahan ketika suatu perusahaan
ingin memperluas rantai pasokan mereka:
-Distribusi yang ada kurang mendukung
-Perusahaan menyediakan persediaan pada tingkat yang lebih besar yang mungkin di butuhkan di dalan negeri
-Kuota dan tarif yang di tetapkandi tiap negara.
Pengaruh keputusan rantai pasokan dalam strategi perusahaan.
-Distribusi yang ada kurang mendukung
-Perusahaan menyediakan persediaan pada tingkat yang lebih besar yang mungkin di butuhkan di dalan negeri
-Kuota dan tarif yang di tetapkandi tiap negara.
Pengaruh keputusan rantai pasokan dalam strategi perusahaan.
Keputusan desain jaringan rantai pasokan
meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan (manufacturing),
penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi
kapasitas dan pasar pada masing-masing fasilitas. Keputusan desain jaringan
rantai pasokan dikelompokkan menjadi:
Peran fasilitas :
Lokasi fasilitas
Alokasi kapasitas
Alokasi pasar dan penawaran
Keputusan
desain jaringan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja karena
keputusan ini menentukan susunan dari rantai pasokan dan seperangkat hambatan yang
menyertainya dalam pemicu rantai pasokan lainnya juga dapat digunakan untuk
mengurangi biaya rantai pasokan atau untuk meningkatkan daya merespon. Seluruh
keputusan desain jaringan ini berdampak pada masing-masing lainnya dan harus
menjadi pertimbangan.
Keputusan-keputusan
mengenai peran fasilitas itu penting karena keputusan tersebut menentukan
kefleksibelan rantai pasokan dalam perubahannya untuk mempertemukan penawaran.
Keputusan
lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang dalam kinerja rantai pasokan
karena sangatlah mahal dalam menghentikan fasilitas atau memindahkan ke lokasi
yang berbeda. Keputusan lokasi yang tepat dapat membantu rantai pasokan untuk
lebih merespon agar berbiaya rendah.
Keputusan
alokasi kapasitas juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja rantai
pasokan. Mengingat alokasi kapasitas dapat dirubah dengan lebih mudah dibanding
lokasi, keputusan kapasitas cenderung tetap pada beberapa tahun. Mengalokasikan
terlalu banyak fasilitas tidak menghasilkan banyak kegunaan, hal ini
memyebabkan berbiaya tinggi.
Alokasi sumber
permintaan dan pasar pada fasilitas juga memiliki dampak yang signifikan
terhadap kinerja rantai pasokan karena berdampak pada total produksi,
persediaan, dan biaya transportasi yang terjadi pada rantai pasokan untuk
kepuasan permintaan pelanggan. Keputusan ini seharusnya dipertimbangkan
sehingga alokasi dapat dirubah seperti keadaan pasar atau perubahan kapasitas
pabrik.
ANEKA STRATEGI RANTAI PASOKAN
Terdapat lima strategi yang dapat
dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah
sebagai berikut:
1. Banyak Pemasok (Many
Supplier)
Strategi ini
memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan
pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara
agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi
ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini,
tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian,
kemampuan ramalan, biaya, kualitas dan pengiriman.
2. Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi
ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang
komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran
luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok
dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan
kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih
rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partner besar,
sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang
lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang dihadapi
pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok
yang berbisnis di luar bisnis bersama.
3. Integrasi Vertical
Artinya
pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli,
atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical
dapat berupa:
Integrasi ke
belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya
Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja.
Integrasi
kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada
konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer
yang semula sebagai distributornya.
4. Jaringan Kairetsu
Kebanyakan
perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit
pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial
pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi
bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu.
Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat
berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang
stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat
beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebih kecil.
5. Perusahaan Maya (Virtual Company)
Perusahan Maya
mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat
diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan
bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat
memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat
memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan
karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau
subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja
kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya
adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh,
fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi.
Mengelola Rantai Pasokan
Seiring para manajer
beralih ke arah integrasi rantai pasokan, sangat mungkin mendapatkan
inefisiensi yang besar. Ada sejumlah permasalahan manajemen penting yang dapat
mengakibatkan pemborosan serius. Sukses itu dimulai dari;
Kesepakatan tujuan bersama : Rekanan dalam rantai harus menghargai bahwa satu-satunya pihak yang menanamkan modal pada rantai pasokan adalah pelanggan akhir, maka menciptakan pemahaman timbal balik akan misi, strategi, sasaran organisasi menjadi sangat penting.
Kesepakatan tujuan bersama : Rekanan dalam rantai harus menghargai bahwa satu-satunya pihak yang menanamkan modal pada rantai pasokan adalah pelanggan akhir, maka menciptakan pemahaman timbal balik akan misi, strategi, sasaran organisasi menjadi sangat penting.
-
Kepercayaan :
Anggota rantai pasokan harus saling berbagi informasi berdasarkan saling
percaya.
-
Budaya
organisasi yang sesuai : Hubungan positif antara pembeli dan pemasok yang
datang dengan budaya organisasi yang sesuai adalah keuntungan dalam rantai
pasokan.
Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan dapat mengelola rantai pasokan secara
efektif yaitu:
a. Accurate
data,
Untuk dapat meningkatkan akurasi data maka yang dapat dilakukan adalah
dengan melalui sharing: 1) POS (Point Of Sales) informasi, sehingga tiap
anggota rantai dapat menjadwalkan secara efektif. 2) CAO
(Computer-Assisted Ordering). Dengan menggunakan keduanya maka pengumpulan data
dan kemudian menyesuaikan dengan: factor pasar, persediaan, order yang ada,
serta mengirimkannya kepada supplier yang bertanggung jawab menjaga persediaan
barang akhir.
b. Lot Size Reduction,
ini dilakukan oleh manajemen yang agresif dengan cara: 1) Mengembangkan
pengiriman yang ekonomis . 2) Memberikan diskon yang didasarkan total volume
tahunan daripada ukuran pengiriman individual. 3) Mengurangi biaya
order melalui teknik order yang ada dan variasi bentuk pembelian elektronik.
c. Singe Stage Control of Replenishment,
Supervisor bertanggung jawab secara tetap untuk memonitor dan mengelola
inventory untuk pengecer. Pendekatan ini mengarah pada distorsi informasi dan
peramalan multiple yang menciptakan bullwhip effect.
d. Vendor Managed Inventory,
Persediaan dikelola Vendor yang artinya supplier menjaga material bagi
pembeli, seringkali mengirimkan langsung ke pembeli menggunakan departemen.
e. Postponement,
yaitu menunda modifikasi atau customization produk selama mungkin dalam
proses produksi.
f. Channel Assembly,
yaitu menunda perakitan akhir suatu produk sehingga jalur distribusi
dapat dipasang.
g. Drop Shipping and Special Packaging,
Drop Shipping berarti pengiriman langsung dari supplier ke konsumen
akhir berarti hemat waktu dan biaya pengiriman kembali. Selain itu biasanya
disertai pengemasan yang khusus sesuai kebutuhan konsumen.
h. Blanket Order,
merupakan komitmen pembelian jangka panjang kepada supplier untuk item
yang dapat dikirim dalam jangka pendek, artinya ordernya kosong, diisi sesuai
kebutuhan saja.
i. Standardization,
yaitu pengurangan jumlah variasi material dan komponen sebagai bantuan
mengurangi biaya.
j. EDI (Electronic Data Interchange)
merupakan standardisasi format transmisi data untuk komunikasi
komputerisasi diantara organisasi. Perluasan EDI adalah ASN (Advanced Shipping
Notice) yang mana notis pengiriman dikirim secara langsung dari vendor ke
pembeli.
k. Pemilihan Vendor
Suatu perusahaan mungkin memiliki kemampuan di semua bidang manajemen,
walaupun demikian fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang
sempurna. Agar hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses
yaitu:
1.
Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan
kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Penilaian dilakukan
dengan mempertimbangkan berbagai variabel atau factor yang dipertimbangakan
untuk memilih penjual, yang mana tiap variabel diberi bobot tergantung pada
kebutuhan organisasi. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk diberi
penilaian , setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.
2. Pengembangan Penjual
Apabila perusahaan sudah memastikan akan menggunakan jasa penjual
tertentu, maka cara agar pemasok dapat diintegrasikan ke dalam system yang
berlaku adalah dengan memastikan bahwa penjual menghargai kebutuhan akan mutu,
dan kebijakan perolehan bahan baku. Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai
membantu rekayasa dan produksi juga format transfer informasi elektronik.
3. Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga
berdasarkan biaya (Cost Based price model), yang mengharuskan pemasok
terbuka kepada pembeli. 2) Model berdasarkan harga pasar (market Based price
model), harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan tender
(competitive bidding),terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas
biaya dan tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
4. Internet
Purchasing
Kadang-kadang disebut sebagai e-procurement yaitu order dilakukan
melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet
untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.
l. Pembelian -
Purchasing
Strategi pembelian yang efektif merupakan hal yang strategis dalam
konsep Supply Chain Management, bagaimanapun pembelian memberikan peluang besar
pengurangan biaya dan peningkatan marjin kontribusi, karena porsi terbesar dari
pendapatan digunakan untuk melakukan pembelian. Kebutuhan akan strategi
pembelian dan penerapan strategi itu mengarah pada pembentukan fungsi
pembelian.
1. Tujuan
Fungsi Pembelian
Pembelian
berarti perolehan barang dan jasa, tujuan kegiatan pembelian adalah:
·
Membantu mengidentifisikasi produk barang dan jasa
yang dapat diperoleh secara eksternal.
·
Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier,
harga dan pengiriman yang terbaik bagi produk barang dan jasa tersebut.
2. Fokus
Pembelian
Pembelian
terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.
·
Dalam lingkungan operasi produk barang,
Fungsi
pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian yang secara formal memegang
wewenagn untuk melaksanakan kontrak atas nama perusahaan. Di perusahaan besar,
agen pembelian ini dapat juga merupakan staf yang juga pembeli dan ekspenditur.
Pembeli mewakili perusahaan yang bersangkutan, menjalankan semua kegiatan
departemen pembelian kecuali penanda tanganan kontrak. Ekspenditur membantu
pembeli dalam menindaklanjuti pembelian agar dapat dipastikan bahwa pengiriman tepat
waktu. Di perusahaan manufaktur, Fungsi pembelian didukung
engineering drawing dan spesifikasi dari produk- produk yang dibuat,
dokumen-dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan-kegiatan pengujian
yang mengevaluasi ietm yang dibeli.
·
Dalam lingkungan jasa,
Peranan
pembelian agak tidak begitu penting karena produk utamanya merupakan produk
intelektual, contoh yang dapat dikemukakan misalnya di organisasi hukum maupun
kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan
peralatan, mobil serta perlengkapan.
LOGISTICS
MANAGEMENT
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya,1994).
Manajemen Logistik adalah suatu pendekatan yang mengupayakan efisiensi operasi melalui integrasi aktivitas pengadaan, pemindahan, dan penyimpanan bahan.
Sistem Distribusi
Penggerak Supply Chain
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Penggerak supply chain:
Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadap performa supply chain itu sendiri. Penggerak supply chain:
1. Inventory
Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telah
diselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chain yang
penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubah secara drastis
tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan
mengenai inventory adalah
a. Cycle
inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yang digunakan
untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan
10 buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam
sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini
tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau
efisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost
(biaya penyimpanan).
b. Safety
Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga
terhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi
ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.
c. Seasonal
Inventory
Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasi
keragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan
seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan
barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi,
dimana pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang
untuk memenuhi permintaan.
2. Transportation
Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalam
supply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari model dan bentuk
yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan transportasi juga mempunyai
dampak besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen
dari keputusan mengenai transportasi adalah sebagai berikut :
a. Modes of
transportation
Modes of
transportation adalah cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari saru
lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lainnya. Terdapat 5 cara dasar
transportasi yang dapat dipilih yaitu:
·
Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang
paling cepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.
·
Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah
dengan fleksibilitas tinggi.
·
Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk
jumlah barang yang besar.
·
Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi
sering menjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang
besar ke luar negeri.
·
Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untuk
menyalurkan minyak dan gas.
b. Route and
network selection
Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan network
adalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat dikirimkan.
Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute pada tahap desain supply
chain.
c. In house or
outsource
Secara
tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan sendiri,
namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan ke perusahaan lain
(outsourced).
3. Fasilitas
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas adalah sebagai berikut :
Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana inventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum dari fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bila perusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebih sedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai fasilitas adalah sebagai berikut :
a. Location
Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasi
fasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desain supply
chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuan lokasi secara
desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalam permintaan konsumen.
b. Capacity
Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitas akan menjadikan
perusahaan tersebut menjadi lebih responsif, demikian pula sebaliknya.
c. Operation
methodology
Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksi barang,
apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifat fleksibel maksudnya
adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakan untuk membuat produk lain yang
biasanya mesin itu relatif mahal atau menggunakan mesin yang dapat membuat satu
macam produk saja (efisien).
d. Warehouse
methodology
·
Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional
yang menyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.
·
Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan
persediaan dimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpan bersama-sama.
·
Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang
sebenarnya tidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk dari
pemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda
dari barang yang dipesan diangkut menuju fasilitas perusahan, kemudian dari
sana dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailer
menggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragam dari truk-truk
sebelumnya.
4.
Information
Informasi terdiri
dari data dan analisis yang berkaitan dengan inventory, transportasi, fasilitas
dan pelanggan diseluruh supply chain. Informasi menyajikan pihak manajemen
kesempatan untuk membuat supply chain lebih responsif dan efisien. Informasi
secara potensial adalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen dari
keputusan mengenai informasi adalah:
a. Push versus
Pull
Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal
kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang
dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas
permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi
permintaan tersebut.
b. Cordinating
and Information sharing
Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply
chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain
dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh
pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan
dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.
c. Forecasting
and Aggregate Planning
Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana
mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam
pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah
menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.
d. Enabling
Technologies
Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka
terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:
·
Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan
perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk
untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat
dibandingkan tanpa EDI.
·
Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI.
Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.
·
Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP ini
menyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secara keseluruhan atas
informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain
membuat keputusan yang ‘cerdas’.
·
Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program
yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan
kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.
Biaya Pengiriman Alternatif
Semakin lama produk dalam proses pemindahan, semakin banyak biaya yang
dikeluarkan. Tapi pengiriman yang lebih cepat pada umumnya juga mahal, cara
untuk memperoleh gambaran proses penyeimbangan ini adalah dengan mengevaluasi
biaya penggudangan dibandingkan dengan biaya pengiriman.
Benchmark Manajemen Rantai Pasokan
Hubungan rantai pasokan yang baik membuat perusahaan dapat menentukan benchmark
kelas dunia. Perusahaan benchmark telah menurunkan biaya, lead time,
keterlambatan pengiriman,dan kekosongan persediaan, semuanya dilakukan sambil
meingkatkan biaya. Sehingga perusahaan dapat menanggapi tuntutan pasar global.
Benchmark (patokan atau tolak ukur) adalah standar atau pedoman yang digunakan
untuk membandingkan beberapa aspek ukuran standar objektif atau eksternal dari
bisnis.
BAB II
STUDI
KASUS
Contoh Kasus pada
perusahaan Alfamart
Ekspansi dan efisiensi
yang dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. terbukti mampu menopang kinerja
perusahaan sepanjang tahun 2009. Dengan strategi ekspansi yang didasari
pertumbuhan pesat dengan investasi minimum serta efisiensi di setiap lini
bisnisnya, PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. telah mengakhiri tahun 2009 dengan
kinerja yang positif serta memasuki tahun 2010 dengan optimisme. Pandangan
positif mengenai hal ini mengemuka dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Perusahaan hari ini, Senin (07/06/10). Tahun 2009 menandai pencapaian penting
dalam satu dekade Alfamart sejak mulai beroperasi pada tahun 1999. Dalam kurun
waktu 10 tahun, Alfamart telah berkembang pesat dari distributor barang-barang
konsumsi hingga menjadi yang terdepan dalam hal kenyamanan, harga yang
kompetitif, pilihan produk yang lengkap, dan layanan yang ramah.
Dengan bentuk gerai
komunitas yang beroperasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat
umum, didukung oleh staf yang berdedikasi, produk yang berkualitas, serta harga
yang kompetitif, Perseroan senantiasa berupaya memastikan bahwa Alfamart telah
memenuhi kepentingan pelanggan dengan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan
untuk kehidupan sehari hari. Dari sudut pandang bisnis, posisi puncak dalam
Nielsen Store Equity Index menjadi bukti nyata bahwa Alfamart secara
sungguh-sungguh telah mempraktikan slogannya yaitu “Belanja Puas, Harga Pas”.
Untuk ketiga kalinya berturut-turut (sejak 2007), pada tahun 2009 Alfamart
kembali meraih posisi tertinggi di dalam indeks tersebut dengan nilai
keseluruhan 3,3. Di tahap ini merupakan sebuah kebanggan untuk menekankan bahwa
Perseroan telah mengukuhkan status baru sebagai aset nasional yang bernilai.
Sejak awal berdirinya 10 tahun yang lalu hingga kesuksesannya hari ini,
Alfamart telah mencapai semuanya berkat dedikasi dan kerja keras dari seluruh
karyawan kami.
Strategi ekspansi yang didasari oleh
pertumbuhan pesat dengan investasi minimum (dengan memanfaatkan sistem
waralaba), perseroan mengiatkan upaya untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar
baru yang potensial di luar Jawa. Bali dan Makassar pada khususnya,
diperkirakan akan bertumbuh paling pesat mengingat tingginya potensi yang ada
di kedua wilayah tersebut. Di tahun 2009, Alfamart membuka dua buah DC baru
untuk menambah kapasitas pasar di Malang dan Bandung 2. Selain itu, perseroan
juga menyiapkan DC-DC baru di Klaten, Bali, Balaraja, Palembang, dan Makassar.
Sepanjang tahun 2009 tercatat jumlah gerai meningkat 11,2 % dari 3.373 gerai
pada tahun 2008 menjadi 3.776 gerai. Dari sisi kinerja keuangan, Alfamart
membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 27,03 % pada tahun 2009 dari Rp
8,3 triliun menjadi Rp 10,55 triliun. Pencapaian tersebut menyebabkan EBITDA
meningkat sebesar 26,8 % di tahun 2009 dari Rp 396 miliar pada tahun 2008
menjadi Rp 502 miliar, sama halnya dengan laba bersih yang meningkat sebesar
40,3 % menjadi Rp 186 miliar jika dibandingkan pada posisi yang sama di tahun
2008 yang tercatat sebesar Rp 133 miliar. Untuk toko-toko waralaba, melanjutkan
tren kenaikan yang telah berlangsung sejak kami membuka kesempatan untuk
memiliki toko Alfamart pada tahun 2001, Perseroan melebarkan jangkauan hingga
mencapai 898 toko, bertumbuh sekitar 39% dari tahun 2008 yang mencatat angka
646.
Efisiensi juga
berhasil ditingkatkan melalui pemakaian BBM serta didukung oleh pemantauan
jadwal pengantaran dan rute secara intensif. Penurunan serupa juga terjadi pada
biaya lembur melalui alokasi karyawan antar toko secara fleksibel. Diharapkan,
Perseroan dapat terus meningkatkan strategi yang telah ditempuh sehingga pada
tahun 2010 Alfamart akan dapat terus berkembang dengan positif baik dari segi
bisnis, investasi, serta kontribusinya sebagai sebuah aset nasional.
Analisis kasus:
Dalam kasus Alfamart
itu strategi yang diterapkan untuk menopang kinerja perusahaan adalah ekspansi
dan efisiensi. Alfamart telah menerapkan rantai pasokan di dalamnya di mana
rantai pasokan tersebut secara spesifik adalah pengintegrasian aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik jelas terlihat bahwa
alfamart telah berkembang pesat dari distributor barang – barang konsumsi
hingga menjadi yang terdepan dalam hal kenyamanan, harganya yang kompetitif,
pilihan produk yang lengkap, dan layanan yang ramah dalam menyediakan barang –
barang yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari – hari.
Secara umum rantai pasokan adalah sistem
mengalirkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggan. Alfamart sukses berkat
dedikasi seluruh karyawannya dan efisiensi penyaluran produknya secara
keseluruhan. Dengan berkembangnya alfamart diharapkan perseroan tersebut
menjadikan para pemasok sebagai mitra dalam strategi perusahaan untuk memnuhi
pasar – pasar yang selalu berubah sesuai dengan tujuan rantai pasokan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
:
Manajemen
rantai pasokan (supply-chain management) adalah pengintegrasian aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk membangun sebuah rantai pemasok
yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Dengan ini Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dari
proses pelayanan, pengadaan barang atau pembuatan barang dari barang mentah
hingga menjadi barang jadi,dengan strategi – strategi yang ada dalam rantai
pasokan sehingga perusahaan tersebut dapat mengambil keputusan yang lebih efektif dan efesien menghadapi
keinginan pasar yang berubah - ubah untuk memaksimalkan kepuasan konsumen
terhadap perusahaan.
Manfaat topik:
Bagi dunia
usaha adalah:
-
Sebagai pedoman untuk menjalankan usaha
agar dapat lebih efektif dan efisien.
-
Membantu perusahaan dalam membangun
rantai pasokan bagi usahanya.
Bagi kelompok
penyaji adalah:
-
Menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai rantai pasokan
-
Memberikan pandangan atau gambaran
apabila kita membuat usaha baru
-
Memenuhi tugas yang diberikan dosen
pengampu
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Chopra, Sunil & Peter Meindl. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning & Operations, 3rd Edition. Pearson Prentice Hall.
Chopra, Sunil & Peter Meindl. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning & Operations, 3rd Edition. Pearson Prentice Hall.
BIOGRAFI
Dolly Indra Sinurat
Saya lahir pada tanggal 10 November 1992 di Bandar Lampung. Saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma program studi Manajemen. Saya memiliki Hobi Fotografi dan bermusik , dan berpetualang mencari sesuatu yang baru. Saya anak ketiga dari 3 bersaudara. Saya memiliki moto yaitu “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” .
Saya lahir pada tanggal 10 November 1992 di Bandar Lampung. Saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma program studi Manajemen. Saya memiliki Hobi Fotografi dan bermusik , dan berpetualang mencari sesuatu yang baru. Saya anak ketiga dari 3 bersaudara. Saya memiliki moto yaitu “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” .
Dionysius
Ryanto
Lahir
di Cirebon, Jawa Barat pada tgl 6 november 1994. Hobinya ngepes dan nge-gym.
Tujuan saya ke Yogyakarta dalam rangka mengemban misi mencari ijasah S1 yang
hilang di Sanata Dharma, sisanya mengemban misi sayembara pencarian cinta.
Motto saya dalam menjalani kehidupan yang rumit ini “Semuanya Itu Ada
Tembusannya”. Saya percaya saya punya Tuhan yang selalu menyertai saya dikala
persoalan berat menimpa saya. Jadi janganlah mudah putus asa, tetap semangat dalam menjalani kehidupan dan jangan lupa
selalu bersyukur kepada Tuhan.
Yolanda K
Sitepu
Seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi,Universitas Sanata Dharma. Lahir di Pematangsiantar, 04 Desember 1994.
Dan saat ini saya melanjutkan study untuk mencapai cita-cita saya di Universitas Sanata Dharma.
Hobby saya Menyanyi , Menari, dan Baca Novel.
.Motto hidup yang saya pegang sampai saat ini dan yang menjadi inspirasi dalam hidup saya adalah“KOMITMEN, FOKUS, DAN KONSISTEN”
Seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi,Universitas Sanata Dharma. Lahir di Pematangsiantar, 04 Desember 1994.
Dan saat ini saya melanjutkan study untuk mencapai cita-cita saya di Universitas Sanata Dharma.
Hobby saya Menyanyi , Menari, dan Baca Novel.
.Motto hidup yang saya pegang sampai saat ini dan yang menjadi inspirasi dalam hidup saya adalah“KOMITMEN, FOKUS, DAN KONSISTEN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar